Sistem zonasi dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah diterapkan untuk pemerataan akses pendidikan. Akan tetapi, di kota Serang masih terdapat fenomena “Sekolah Favorit”, salah satunya SMAN 1 Kota Serang menjadi sekolah paling diburu oleh orang tua. Puluhan calon siswa dari luar zona rela bersaing ketat demi masuk ke sekolah favorit tersebut, memicu sorotan publik terhadap efektivitas zonasi di tengah kenyataan mayoritas SMA negeri di Kota Serang sudah terakreditasi A.
Berdasarkan data DaftarSekolah.net, terdapat 10 sekolah tingkat SMA/sederajat di Kota Serang, 9 di antaranya telah mendapatkan akreditasi A. Hal ini menunjukkan bahwa secara akreditasi, sekolah-sekolah tersebut telah memenuhi standar nasional dalam 4 komponen utama, yaitu mutu lulusan, mutu guru, proses pembelajaran, dan manajemen sekolah. Namun, sayangnya fakta tersebut tidak dapat menggeser opini publik mengenai sekolah favorit.
Kecenderungan orang tua dalam memilih SMAN 1 Kota Serang terlihat dari berbagai pertimbangan, mulai dari fasilitas hingga peluang masa depan.
Hendra, salah satu orang tua siswa, mengungkapkan alasan dirinya menyekolahkan anaknya di sekolah SMAN 1 Kota Serang.
“SMAN 1 merupakan salah satu sekolah terbaik di Kota Serang dengan fasilitas dan budaya pengajaran. Selain itu, memiliki banyak alumni yang tersebar di dunia kerja, dan setiap tahun selalu ada yang lolos melalui jalur undangan ke PTN (Perguruan Tinggi Negeri) ternama,” ujarnya saat diwawancarai secara online via Whatsapp oleh LPM Orange pada Minggu (20/07/2025).
Hal ini selaras dengan ucapan Leni Herawati, wali murid dari adiknya yang sekolah di SMAN 1. Dirinya menganggap bahwa SMAN 1 lebih memiliki peluang yang besar untuk dapat masuk PTN, terutama melalui jalur rapor.
“Menurut saya SMAN 1 memiliki peluang yang lebih besar untuk masuk PTN, terutama dari penerimaan jalur rapor. Hal ini terlihat dari banyaknya alumni yang diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur rapor, maupun jalur tes akademik,” tuturnya saat diwawancarai secara online via Whatsapp oleh LPM Orange pada Senin (28/07/2025).
SMAN 1 Kota Serang juga dinilai memiliki citra yang baik. Dilihat dari prestasi akademik dan nonakademik, keduanya memiliki sisi yang sama baiknya. Hal ini juga menjadi salah satu alasan mengapa SMAN 1 dapat menjadi sekolah favorit bagi para orang tua untuk menyekolahkan anaknya.
Sementara itu, orang tua siswa lainnya, Agus Yakhriadi melihat bagaimana budaya belajar di SMAN 1 yang berbeda dari sekolah lainnya. Menurutnya, siswa di sekolah ini sudah terbiasa bersaing secara sehat.
“Budaya belajar mandiri para siswa di sana (SMAN 1) sudah terbentuk, sehingga menciptakan proses belajar yang kompetitif antar para siswa,” tuturnya saat diwawancarai secara online via Whatsapp oleh LPM Orange pada Senin (28/07/2025).
Sebagian besar wali murid mengungkapkan bahwa alasan mereka tidak memilih sekolah lain, seperti SMAN 2 atau SMAN 3 yang juga telah terakreditasi A karena menilai SMAN 1 lebih unggul dalam aspek fasilitas, budaya belajar, serta rekam jejak alumni.
“Kualitas pendidikan di sekolah lain sama baiknya. Tapi menurut saya, yang lebih memiliki peluang lebih besar adalah SMAN 1 Kota Serang untuk penilaian akademik,” ucap Leni.
Namun, tidak semua menyatakan penolakan terhadap sekolah lain. Seperti yang dikatakan oleh Hendra, ia menyebutkan apabila anaknya tidak bersekolah di SMAN 1, maka pilihan lainnya adalah MAN 2 Kota Serang yang menurut penilaian dari dirinya sekolah tersebut tak kalah unggul.
Dengan demikian, masih adanya kata “sekolah favorit” menunjukkan bahwa sistem zonasi belum cukup kuat untuk dapat menghapus stigma tersebut. Hal ini membuat adanya ketimpangan persepsi publik yang membuat sekolah-sekolah lain menjadi kurang diminati.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerataan kualitas masih belum sama rata. Perlu adanya upaya serta strategi lain yang dilakukan oleh pemerintah dan pihak sekolah dalam membangun citra yang positif sehingga dapat menghilangkan fenomena “sekolah favorit” dan membuat semua kualitas sekolah menjadi setara.
Penulis : Habibi Maulana Al-Fathin
Editor : Laras Damasaty